Pengakuan Anak yang Tega Bacok Ayah Kandung Gara-gara Masakan Asin: Dendam Merasa Dikucilkan

Fakta baru kasus anak yang tega membacok ayah kandungnya gara-gara masakan asin terkuak.

Pengakuan Anak yang Tega Bacok Ayah Kandung Gara-gara Masakan Asin: Dendam Merasa Dikucilkan
Lokasi korban ambruk setelah dibacok anak kandungnya hingga tewas di Desa Kertosono, Kecamatan Panggul, Senin (15/2/2021). (Foto: Istimewa)

Pelaku mengaku dendam merasa dikucilkan.

Penganiayaan itu terjadi di Desa Kertosono, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.

Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi terhadap tersangka, motif pembacokan yang dilakukan Fera Setyadi (27) kepada Wajib (50) itu berlatar belakang dendam.

"Keterangan tersangka sendiri, karena dendam merasa dikucilkan selama ini," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Tatar Hernawan, Selasa (16/2/2021).

Tersangka memang sempat mengalami gangguan jiwa. Hal itu yang diduga membuatnya merasa dikucilkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun polisi, tersangka terakhir kali berobat di RSUD dr Soedomo untuk menangani masalah gangguan jiwanya, yakni September 2020.

Nantinya, polisi akan meminta pemeriksaan psikiater untuk mengetahui kondisi pasti kejiwaan tersangka terkini.

Ketika diperiksa di Mapolres Trenggalek sejak Senin (15/2/2021), kata Tatar, kondisi tersangka tergolong cukup stabil.

"Kalau langkah lebih lanjut, kami akan mintakan pemeriksaan ke psikiater. Kami harus lakukan tes kejiawaan ulang untuk memastikan kembali, pada saat melakukan (pembacokan) kondisi kejiwaanna seperti apa," ucap Tatar.

Sementara itu, jenazah korban juga telah diautopsi di RSUD dr Soetomo.

Tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri Polda Jatim memastikan korban meninggal karena kekerasan.

"Untuk korban jenazah, ada beberapa luka memar di wajah, luka lecet, dan sekitar 4-5 luka terbuka tajam di daerah kepala," anggota tim dokter forensik, Tutik Purwati.

Diberitakan sebelumnya, Seorang anak di Kabupaten Trenggalek membacok bapak kandungnya hingga tewas, Senin (15/2/2021).

Kejadian memilukan itu terjadi di Desa Kertosono, Kecamatan Panggul.

Kapolsek Panggul AKP Budi Hartoyo menjelaskan, sang anak awalnya sedang makan sahur di rumahnya.

Namun, Fera merasa makanan yang dibuatkan orang tuanya terasa asin.

Entah mengapa, ia kemudian curiga sang orang tua hendak meracun.

“Pelaku merasa mau diracun,” kata Budi, Senin (15/2/2021).

Belakangan diketahui, pengakuan tersangka yang punya riwayat ganggung jiwa ini tega membacok bapaknya karena merasa dikucilkan.

Pelaku kemudian mendatangi kerabatnya dan mengajaknya ke rumah.

Usai kembali ke rumah, terang Budi, pelaku mondar-mandir menggerutu sambil memegang sabit, pisau, dan palu.

“Kemudian tiba-tiba pelaku menghampiri korban yang saat itu sedang berjalan di depan pelaku, dan memukuli korban, kemudian membacok dengan menggunakan sabit,” ujar Kapolsek.

Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 04.00 WIB.

Bacokan itu mengenai kepala bagian belakang-kanan hingga korban jatuh tersungkur tepat di jalan depan rumah.

“Kemudian ada saksi mencoba melerai. Namun saksi juga dipukul oleh pelaku mengenai mata dan leher. Sehingga saksi melarikan diri,” sambungnya.

Usai kejadian naas itu, pelaku bersembunyi di dalam rumah.

Petugas kepolisian yang menerima informasi dua jam kemudian langsung berangkat ke lokasi dan menangkap korban.

Penangkapan anggota polsek dan koramil setempat. Pelaku kemudian diamankan di Mapolsek untuk diperiksa lebih lanjut.

Dari tempat kejadian perkara, polisi menemukan barang bukti sabut dengan bercak darah, ganggang kayu, pisau, dan palu. [Tribunnews.com]


Lebih baru Lebih lama